Dalam bahasa Indonesia, kata kolaborasi dan kooperasi cenderung diartikan dalam makna yang sama yaitu kerjasama.
Menurut John Myers (1991) kata kolaborasi berasal dari bahasa Latin
dengan memfokuskan pada proses, sedangkan kooperasi bersumber dari
Amerika yang lebih menekankan pada hasil. Sementara itu, menurut Ted
Panitz (1996), istilah kolaborasi menunjuk pada filsafat interaksi dan
gaya hidup personal, sedangkan kooperasi lebih menggambarkan sebuah
struktur interaksi yang didesain untuk memfasilitasi pencapaian suatu
hasil atau tujuan tertentu.
Kolaborasi mengasumsikan pentingnya
kerjasama (koperasi) yang dibangun berdasarkan konsensus anggotanya,
bukan kompetisi individual diantara anggota kelompok. Dalam kelompok
akan terjadi pembagian peran, tugas dan wewenang dari setiap anggota
kekompok. Masing-masing anggota kelompok berusaha saling menghargai dan
memberikan kontribusi kemampuannya terhadap kegiatan kelompok.
Ketika seorang individu (baca: guru)
menerapkan filosofi ini ke dalam kelas, keluarga atau komunitas kelompok
lainnya untuk kepentingan pembelajaran maka itulah yang disebut
pembelajaran kolaboratif. Jadi, pembelajaran kolaboratif pada dasarnya
adalah sebuah filosofi personal, dan bukan hanya sekedar teknik dalam
pembelajaran di kelas (Ted Panitz , 1996).
Wikipedia (2013) merumuskan Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning)
sebagai situasi dimana terdapat dua atau lebih orang belajar secara
bersama-sama, dengan memanfaatkan sumber daya dan keterampilan satu sama
lain (meminta informasi satu sama lain, mengevaluasi ide-ide satu sama
lain, memantau pekerjaan satu sama lain, dll.). Sementara, pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) secara
umum dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran yang didesain
untuk membantu siswa agar dapat berinteraksi dan bekerjasama secara
kolektif, melalui tugas-tugas terstruktur guna mencapai tujuan
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dikembangkan ke dalam berbagai
teknik, seperti: Think Pair Share, Jigsaw, STAD, TGT dan sebagainya.
Tradisi pembelajaran kolaboratif berasal
dari Inggris, para guru Bahasa Inggris berusaha mengeksplorasi cara-cara
untuk membantu siswa agar dapat berperan lebih aktif dalam proses
pembelajarannya, khususnya dalam mengkaji suatu literatur. Guru
menganalisis percakapan setiap siswanya ketika sedang menelaah atau
merespon bagian literatur. Sementara pembelajaran kooperatif
berkembang di Amerika dengan bersumber dari pemikiran John Dewey tentang
pentingnya belajar sosial dan pemikiran Kurt Lewin tentang dinamika
kelompok. (John Myers, 1991).
Untuk melihat perbedaan dan persamaan
dari kedua konsep pembelajaran ini, Matthews, et.al. (1995)
memerincinya seperti tampak dalam tabel berikut ini :
Perbedaan
|
|
Pembelajaran Kooperatif
|
Pembelajaran Kolaboratif
|
Para siswa menerima latihan keterampilan sosial dalam kelompok kecil.
|
Ada keyakinan bahwa para siswa telah memiliki keterampilan sosial yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran
|
Aktivitas-aktivitas terstruktur yang dirancang guru dan masing-masing siswa memiliki peran khusus.
|
Siswa mengatur dan menegosiasikan usahanya sendiri.
|
Guru mengamati, mendengarkan dan melakukan intervensi dalam kelompok jika diperlukan.
|
Aktivitas
tidak dimonitor oleh guru. Ketika ada pertanyaan yang ditujukan kepada
guru, guru membimbing siswa-siswa untuk menemukan informasi yang
diperlukan.
|
Siswa menyerahkan tugas pada akhir pelajaran untuk dievaluasi.
|
Siswa menyimpan draft untuk dilengkapi pada pekerjaan selanjutnya.
|
Guru melakukan asesmen kinerja siswa secara individual maupun kelompok
|
Siswa
melakukan asesmen kinerja secara individual maupun kelompok,
berdasarkan konsensus kelompok kecil, kelas (pleno), maupun pertimbangan
masyakat keilmuan pada umumnya
|
Selain memiliki perbedaan, kedua konsep pembelajaran ini juga memiliki persamaan, yakni:
- Menekankan pentingnya pembelajaran aktif
- Peran guru sebagai fasilitator
- Pembelajaran adalah pengalaman bersama antara siswa dan guru
- Meningkatkan keterampilan kognitif tingkat tinggi
- Lebih banyak menekankan tanggungjawab siswa dalam proses belajarnya
- Melibatkan situasi yang memungkinkan siswa dapat mengemukakan idenya dalam kelompok kecil.
- Membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan sosial dan membangun tim.